DIWIDA, JAKARTA- Uskup Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Igantius Suharyo telah mengenal mendiang Mgr. Petrus Turang, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang itu sejak tahun 1977 ketika keduanya kuliah di Roma.
"Saya kenal bapa Uskup Turang ini sejak tahun 1977. Dulu kami belajar bersama-sama, beliau belajar ilmu sosiologi Roma. Dan pulang sebagai bagian hidupnya diabdikan untuk mengembangkan masyarakat,"kata Kardinal Suharyo, Jumat (4/4/2025) usai mengantar Presiden Prabowo yang datang melayat mendiang Mgr. Petrus Turang di Gereja Katedral.
Kardinal Suharyo mengatakan Mgr Petrus Turang pernah menjabat sekertaris ekskutif Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE).
"Jadi beliau menjadi sekertaris eksekutif di KWI. Namanya Komisi PSE, tugasnya adalah berkeliling di seluruh Indonesia untuk berusaha mencari jalan pemberdayaan masyarakat,"ungkapnya.
Uskup Turang, sapaan akrab kardinal terhadap mendiang, diangkat menjadi uskup bersamanya pada tahun 1997. Tugas Mgr. Petrus Turang di KWI dalam pemberdayaan umat.
Ia melihat imam asal Manado ini mengabadikan hidupnya untuk pemberdayaan umat hingga akhir hayatnya. Menjalankan semboyannya ketika menjadi uskup ''Seperti Yesus yang Berkeliling Sambil Berbuat Baik''.
"Beliau dalam KWI mempunyai tugas seperti ini, jadi pemberdayaan pemberdayaan umat. Semboyan beliau ketika menjadi uskup adalah ''Seperti Yesus yang Berkeliling Sambil Berbuat Baik'' jadi itulah yang dikerjakan sampai akhir hidupnya,"kenang Kardinal Suharyo.
Kardinal Suharyo juga menceritakan sempat bertemu Mgr Petrus Turang saat menjalani masa rawat. Ia mengatakan, beliau masih berbicara mengenai tugasnya hingga kemiskinan yang menjadi tantangan yang sangat kuat.
"Ketika saya bertamu kepada beliau seminggu lalu, ia masih berkata-kata dengan kesadaran separuhnya tentang tanggung jawab tersebut dan bagaimana kemiskian tetap menjadi suatu tantangan besar. Ini sesuai dengan komitmenannya sebagai seorang imam, uskup, serta warganegara Indonesia dalam upaya membentuk masyarakat Indonesia lebih baik lagi," jelasnya.
Di samping itu, Kardinal Suharyo menyatakan bahwa hadirnya Presiden Prabhowo untuk berduka atas meninggalnya Mgr Petrus Turang disebabkan oleh adanya ikatan keluarga.
"Pak Presiden Prabowo telah lama kenal dengan Mgr Petrus Turang berkat adanya ikatan keluarga. Oleh sebab itu, ia sempat mampir untuk menjenguknya walaupun dalam keadaan sibuk dan hanya singgah selama beberapa menit saja," tutupnya. (KAN)
Berita DIWIDALainnya di Googel News